Sebagai bahasa yang diakui sebagai bahasa internasional, kemampuan berbahasa Inggris banyak diperlukan mulai dari persyaratan melanjutkan pendidikan di luar negeri hingga persyaratan melamar pekerjaan. Karena diperlukan untuk berbagai kepentingan, maka kemampuan berbahasa Inggris antara satu orang dengan orang lain perlu diukur dengan tes atau ujian khusus.
Tes atau ujian khusus untuk mengukur kemampuan Bahasa Inggris tersebut dibuat oleh lembaga yang telah berstatus internasional sehingga tes tersebut dapat dijadikan standar pengukuran kemampuan berbahasa Inggris yang adil. Di antara berbagai tes pengukur kemampuan berbahasa Inggris, TOEFL merupakan salah satunya.
Tes TOEFL merupakan tes khusus yang perlu ditempuh oleh pelajar yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Dengan kata lain, mereka yang perlu melakukan tes TOEFL hanyalah mereka yang bahasa ibu atau bahasa utamanya bukan Bahasa Inggris. Dengan adanya TOEFL, seseorang dapat menempuh pendidikan di luar negeri.
Melalui sertifikat TOEFL, kemampuan berbahasa Inggris seseorang diukur dengan skor TOEFL. Umumnya, untuk dapat menempuh pendidikan di luar negeri, seseorang harus memenuhi batas minimal skor yang dicantumkan dalam persyaratan. Karena itulah tidak semua orang yang mengikuti tes TOEFL dapat menempuh pendidikan di luar negeri.
Dalam perkembangannya, TOEFL yang pertama kali dibuat pada 47 tahun lalu ini mengalami perubahan dari segi format serta kisaran skor yang diberikan. TOEFL Paper Based Test (PBT) merupakan format TOEFL yang pertama kali dibuat pada tahun 1964 dan diberlakukan hingga 1998. Rentang skor yang diberikan pada TOEFL PBT adalah antara 310 hingga 677.
Menyusul TOEFL PBT, TOEFL Computer Based Test (CBT) mulai diberlakukan pada tahun 1998 – 2005. Tes TOEFL ini diselenggarakan menggunakan komputer secara online. Rentang skor yang diberikan pada TOEFL CBT adalah antara 0 – 300. Pada tahun 2005, TOEFL CBT berganti nama menjadi TOEFL IBT dan mengalami perubahan pada rentang skor yang diberikan.
Format TOEFL yang diberlakukan hingga sekarang adalah TOEFL Internet Based Test (IBT) yang mulai diberlakukan sejak 2005. Meskipun merupakan format tes TOEFL yang tidak berbeda jauh dari pendahulunya, namun rentang skor yang diberikan pada TOEFL IBT mengalami perubahan menjadi 0 โ 120.
Hingga saat ini, tes TOEFL yang berlaku adalah yang berbasis IBT. Ini karena sebagian besar lembaga pendidikan di luar negeri tidak lagi menerima hasil TOEFL yang berbasis kertas atau TOEFL PBT. Hanya sedikit saja lembaga pendidikan maupun universitas di luar negeri yang masih menerima hasil TOEFL PBT. Itupun dengan syarat-syarat tertentu.
Hasil TOEFL PBT hanya diterima dan dianggap berlaku dengan syarat tertentu yaitu apabila negara asal pelajar yang bersangkutan memiliki kendala dengan teknologi atau jaringan internet. Bagi negara seperti Indonesia yang tidak memiliki masalah dengan teknologi maupun jaringan internet, hasil TOEFL PBT tidak dapat terlalu diandalkan.
Karena hal itulah, dengan sertifikat TOEFL IBT, seseorang memiliki kesempatan lebih besar untuk dapat diterima di universitas di mancanegara. Seseorang bahkan dapat mengajukan beasiswa dengan skor TOEFL IBT. Ini karena TOEFL IBT merupakan tes TOEFL yang dianggap paling adil karena dalam pelaksanaannya menggunakan internet.
Karena menggunakan internet dalam pelaksanaannya, peserta tes langsung online dengan lembaga penyelenggara tes TOEFL yaitu ETS. Dengan sistem tersebut, peserta tes TOEFL IBT diharuskan menjawab soal-soal secara online. Karena hal inilah tes TOEFL dengan sistem IBT dinilai sebagai tes TOEFL yang paling adil dibanding metode tes TOEFL yang lain.
Tentunya, tes TOEFL dengan sistem IBT ini memiliki tingkat kesulitannya sendiri karena tes TOEFL dengan metode IBT ini dilakukan secara online. Selain itu, untuk melakukan tes TOEFL IBT ini dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, yaitu sekitar 2 jutaan untuk sekali tes. Karena itulah sangat disarankan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum mengikuti tes TOEFL IBT.
Dalam mempersipakan diri untuk mengikuti tes TOEFL, ada baiknya untuk mengikuti bimbingan belajar. Namun, tentunya tidak terbatas pada itu saja karena metode belajar bisa bermacam-macam termasuk belajar secara online dengan melihat video berbahasa Inggris maupun membaca teks Bahasa Inggris yang banyak beredar di internet.
Salah satu metode belajar yang dapat dilakukan adalah belajar secara online melalui platform belajar online seperti Edutore. Sebagai platform edukasi yang didukung dan dikembangkan oleh Gramedia, platform edukasi yang dapat diakses melalui situs edutore.com ini menyediakan beragam konten pilihan yang bisa membantu dalam proses pembelajaran.
Konten yang disediakan sangat bermacam-macam dan tidak terbatas pada subjek tertentu saja. TOEFL juga dapat dipelajari melalui platform edukasi ini. Platform ini tidak hanya menyediakan konten-konten pilihan, tetapi juga dapat membantu penggunanya dengan layanan pembahasan soal secara langsung sehingga pengguna dapat memahami cara penyelesaian soal secara langsung.
Meskipun merupakan platform edukasi, tetapi edutore.com menyediakan layanan belajar gratis bagi penggunanya. Pengguna platform ini dapat mengakses berbagai konten yang disediakan serta dapat menikmati berbagai layanan yang ditawarkan. Dengan kemudahan metode belajar yang ditawarkan oleh platform ini, pelajar dapat belajar dengan leluasa dimanapun dan kapanpun.