Di Indonesia, pohon beringin dipercaya menjadi tempat berkumpulnya makhluk halus. Sebagian lagi dianggap sebagai pohon suci. Tak ayal jika sesaji sering diletakkan persis di bawah pohon tersebut.
Beringin atau waringin memiliki nama ilmiah Ficus Benjamina. Tumbuhan ini berasal dari genus ficus dan termasuk famili dari Moraceae.
Ringin merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia dan Australia. Persebarannya meliputi kawasan di Asia Pasifik, Nepal, India hingga hutan di Costa Rica.
Di tanah air, pohon ini tumbuh di pekarangan rumah. Kebanyakan tumbuh liar di hutan yang berada di ketinggian di bawah 1400 mdpl.
Pohonnya besar. Memiliki batang tegak dengan ketinggian mencapai 35 meter. Tumbuhan ini memiliki kanopi yang berbentuk bulat.
Kulit batangnya cenderung berwarna putih keabu-abuan. Dalam kehidupannya, beringin ini tumbuh dengan banyak akar napas yang menghiasi batangnya.
Daunnya kecil namun tersusun dengan baik. Sementara buahnya memiliki bentuk corong. Biasanya muncul di ranting dan sering dijadikan sebagai makanan burung.
Sejauh ini, varietasnya cukup banyak. Masing-masing varietas ini ditanam dengan sejumlah alasan.
Salah satunya ditanam sebagai pohon peneduh. Betapa tidak, karakteristik tumbuhan yang menjulang tinggi dan besar membuat suasana di sekitar seakan diteduhi dengan naungan yang cukup menjanjikan.
Selain dijadikan sebagai peneduh, ternyata beringin pun sempat dijadikan bahan untuk pengobatan. Bagian yang dimanfaatkan adalah akar gantung dan daunnya. Biasanya dijadikan sebagai obat demam, nyeri sendi, malaria hingga radang usus akut.
Selain itu, beringin pun dijadikan sebagai tanaman hias. Tepatnya dijadikan sebagai tanaman bonsai.
Pohon beringin yang dijadikan tanaman bonsai cukup banyak. Di antaranya berasal dari beringin elegan, kimeng, korea, dolar hingga Benjamin.